Description
Tujuh cerita, terpisah sama sekali antara satu dengan yang lain. Di bagian akhir ada wawancara Kundera dengan Phillip Roth di mana ia menegaskan bahwa sebuah novel tak perlu terkoneksi, linier: “Kesatuan buku tidak harus berasal dari plot, tapi bisa disediakan oleh tema.” Dua tema tercantum dalam judul: lupa dan gelak tawa. Secara filosofis, ada satu tema besar lain yang tersirat, yakni totalitarianisme, yang begitu ia benci dan gugat. Mulai dari Marxism, Judeo-Kristian, hingga konvensi sosial masyarakat barat. Ia menawarkan kita makanan mengenyangkan, yang saking terlampau enaknya membuat kita mengabaikan harga yang kita harus bayar kepada pelayan.
Salah satu sajian ternikmat dari Kundera adalah kemahirannya mengeksplorasi seksualitas tanpa terlihat cabul. Bagaimana impian-impian erotis manusia ia gelar dalam pertentangan (serta pertemuan) batin, perselingkuhan-perselingkuhan ganjil, sampai nudisme dan seks orgi.